KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Substansi Filsafat Ilmu.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Palu, 22 Februari 2018
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Palu, 22 Februari 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ………………………………………………………… i
DAFTAR
ISI …………………………………………………………………... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
……………………………………………………….. 1
B. Rumusan masalah
……………………………………………………. 1
C. Tujuan
…………………………………………………..................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Fakta atau kenyataan………………………………………..………… 3
B. Kebenaran……………………………………………………....…….. 3
C. Konfirmasi .....……………………………...…..…..…...... …………. 5
D. Logika Infrensi …………………………………………...…..…..….... 6
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
………………………………………………………………… 9
B.
Saran……………………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan
ilmu pengetahuan yang semakin pesat sekarang ini, tidaklah menjadikan manusia
berhenti mencari kebenaran. Justru sebaliknya semakin menggiatkan manusia untuk
terus mencari dan mencari kebenaran yang berlandasan teori-teori yang suda ada
sebelumnya untuk menguji sesuatu teori baru atau mengugurkan teori sebelumnya.
Sehingga manusia sekarang lebih giat lagi lagi melakukan penelitian-penelitian
yang bersifat ilmiah untuk mencari solusi dari setiap permasalahan yang
dihadapinya. Karena itu bersifat statis, tidak kaku, artinya ia tidak akan
berhenti pada satu titik, tapi akan terus berlangsung seiring dengan waktu
manusia dalam memenuhi rasa keingintahuan terhadap dunianya.
Pengetahuan merupakan hasil proses
dari usaha manusia untuk tahu. Berbedanya cara dalam mendapatkan pengetahuan
tersebut serta tentang apa yang dikaji oleh pengetahuan tersebut membedakan
antara jenis pengetahuan yang satu dengan yang lainnya. Pengetahuan
dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni, pertama, manusia mempunyai
bahasa yang mampu mengkomunikasi informasi dan jalan pikiran yang
melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua adalah kemampuan berpikir menurut
suatu alur kerangka berpkr tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti
ini disebut penalaran. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap
metode keilmuan. Setiap metode ilmian yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan
dipergunakan secara umum. Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang
menjawab beberapa pertanyaan hakiki.
Bidang ini mempelajari dasar filsafat, asumsi dan
implikasi dari ilmu, yang termsuk didalam antara lain ilmu alam dan ilmu
sosial. Disini , filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan
ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalan-masalah
seperti : apa an bagaimana suatu konsep dan pertayaan dapat disebut sebagai
ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat dijelaskan,
memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi.
B.
Rumusan
masalah
Agar penulisan makalah ini
terstruktur dan mencapai tujuan yang diinginkan maka hendaklah kita membuat
beberapa rumusan masalah. Rumusan masalahnya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan fakta atau
kenyataan ?
2. Apa yang dimaksud dengan kebenaran ?
3. Apa saja teori-teori kebenaran ?
4. Apa yang dimaksud dengan konfirmasi
?
5.
Apa
yang dimaksud dengan Logika Infrensi ?
C.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan fakta
2.
Untuk
mengetahui apa yang dimaksud dengan kebenaran
3. Untuk mengetahui apa-apa saja
teori-teori kebenaran
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan konfirmasi
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan Logika Infrensi
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fakta
Fakta adalah
sebagai faktor nyata atau suatu
realitas yang ada di suatu tempat dan dalam waktu tertentu tentang
apa yang kita amati (lihat ,dengar, raba ,cicip dan cium). Realitas yang kita
amati itu bisa berupa kejadian, benda simbol sifat dan lain sebagainya. Fakta
dapat dipahami dalam tiga bentuk.
Pertama, fakta yang berupa benda
seperti batu, pohon, orang dan sebagainya. Kedua, berupa situasi atau
kondisi seperti panas, kotor, bising dan sebagainya. Ketiga, peristiwa
atau kejadian seperti kebakaran, perkelahian dan proses lainnya.
Fakta adalah apa yang
membuat pernyataan itu betul atau salah. Fakta menurut Russel (dalam Sofyan,
2010:425) adalah sesuatu yang ada. Fakta berbentuk konkret dapat ditangkap
pancaindera, dapat diketahui dan dapat diakui kebenarannya (Gazalba dalam
Sofyan, 2010:425). Fakta atau kenyataan memiliki pengertian yang beragam,
bergantung dari sudut pandang filosofis yang melandasinya. Ada beberapa
pandangan, sebagai berikut.
1)
Positivistik
berpandangan bahwa sesuatu yang nyata bila ada korespondensi antara yang
sensual satu dengan sensual lainnya.
2) Fenomenologik memiliki dua arah perkembangan
mengenai pengertian kenyataan ini. Pertama, menjurus ke arah teori
korespondensi yaitu adanya korespondensi antara ide dengan fenomena. Kedua,
menjurus ke arah koherensi moralitas, kesesuaian antara fenomena dengan sistem
nilai.
3) Rasionalistik menganggap suatu sebagai nyata,
bila ada koherensi antara empirik dengan skema rasional,
4)
Realisme-metafisik
berpendapat bahwa sesuatu yang nyata bila ada koherensi antara empiris dengan
obyektif.
Di sisi lain, Bagus (1996) memberikan penjelasan tentang fakta obyektif
dan fakta ilmiah. Fakta obyektif yaitu peristiwa, fenomen atau bagian realitas
yang merupakan obyek kegiatan atau pengetahuan praktis manusia. Sedangkan fakta
ilmiah merupakan refleksi terhadap fakta obyektif dalam kesadaran manusia.
Dimaksud refleksi adalah deskripsi fakta obyektif dalam bahasa tertentu. Fakta
ilmiah merupakan dasar bagi bangunan teoritis. Tanpa fakta-fakta ini bangunan
teoritis itu mustahil. Fakta ilmiah tidak terpisahkan dari bahasa yang
diungkapkan dalam istilah-istilah dan kumpulan fakta ilmiah membentuk suatu
deskripsi ilmiah.
2. Kebenaran
Kebenaran adalah soal hubungan antara pengetahuan dan apa yang
dijadikan objeknya, yaitu apabila terdapat persesuaian dalam hubungan antara
objek dan pengetahuan kita tentang objek itu (Gazalba dalam Sofyan, 2010: 426).
Menurut adalah kesesuaian dengan fakta. Kebenaran adalah perwujudan dari
pemahaman subjek tentang sesuatu, terutama yang bersumber dari sesuatu yang di
luar subjek, yaitu fakta, peristiwa, nilai-nilai (norma hukum) yang bersifat
umum. Kebenaran menurut Plato dan Aritoteles adalah pernyataan yang
dianggapbenar itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya
(Jalaludin dalamSofyan, 2010: 426). Kebenaran itu tampaknya bersifat relatif
sebab apa yang dianggap benar oleh suatu masyarakat atau bangsa, belum tentu
akan dinilai sebagai suatu kebenaran oleh masyarakat atau bangsa lain. Dari
beberapa pengertian di atas, penulis memahami bahwa kebenaran adalah sesuatu
yang nyata dan sesuai dengan fakta dan bersifat relatif. Artinya apa yang
dianggap seseorang benar, belum tentu orang lain menganggap benar.
Menurut Mintaredja (dalamSofyan, 2010: 430) mengatakan kebenaran dapat
digunakan sebagai suatu benda yang konkret atau abstrak. Subjek menyatakan
suatu preposisi yang diuji memiliki suatu kualitas, sifat, hubungan, dan nilai
itu sendiri.
Berikut Teori-Teori Kebenaran
a. Teori koherensi
Teori ini menegaskan bahwa suatu
proposisi (pernyataan suatu penegetahuan) diakui benar atau sahih jika
proposisi itu memiliki hubungan dengan ide atau gagasan dari proposisi
sebelumnya yang juga sahih dan dapat dibuktikan secara logika sesuai dengan
keterangan dan ketentuan logika. Teori koherensi adalah kebenaran yang
ditegakkan atas dasar hubungan keputusan baru dengan keputusan-keputusan yang
telah diketahui dan diakui kebenarannya terlebih dahulu. Matematika dan
silogisme adalah contoh teori koherensi. Contoh: 3 + 4= 7; 5 + 2=7; 6 + 1=7. Tiga pernyataan tadi benar dan
konsisten, sebab pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten
dengan pernyataan dan kesimpulan terdahulu yang dianggap benar.
b. Teori Korespondensi
Teori ini mengatakan bahwa suatu pengetahuan
itu benar, apabila proposisi bersesuaian dengan realitas yang menjadi objek
pengetahuan itu dan kepastian inderawi. Dengan demikian, kesahihan pengetahuan
itu dapat dibuktikan secara langsung. Suatu pernyataan benar apabila materi pengetahuan
yang dikandung pernyataan itu berkoresponden (berhubungan) dengan objek yang
dituju. Ibu kota Indonesia adalah Jakarta. Maka pernyataan itu benar oleh
karena pernyataan itu berkorespenden dengan objek aktual yaitu Jakarta memang
Ibu Kota Republik Indonesia.
c. Teori Performatif
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran
diputuskan atau dikemukakan oleh pemegangotoritas tertentu. Contohnya mengenai
penetapan 1 Syawal. Sebagian muslim diIndonesia mengikuti fatwa atau keputusan
MUI atau pemerintah, sedangkansebagian yang lain mengikuti fatwa ulama tertentu
atau organisasi tertentu.Masyarakat menganggap hal yang benar adalah apa-apa
yang diputuskan olehpemegang otoritas tertentu walaupun tak jarang keputusan
tersebut bertentangandengan bukti-bukti empiris
3. Konfirmasi
Konfirmasi berasal dari bahasa inggris,
confirmation,yang berarti penegasan, pengesahan. Konfirmasi apabila
dikaitkan dengan ilmu, Fungsi ilmu
adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau
memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi
absolut atau probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut biasanya menggunakan
asumsi, postulat, atau axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi tidak salah
bila mengeksplisitkan asumsi dan postulatnya. Sedangkan untuk membuat
penjelasan, prediksi atau pemaknaan untuk mengejar kepastian probabilistik
dapat ditempuh secara induktif, deduktif, ataupun reflektif.
Aspek dalam Konfirmasi :
Kualitatif : cara memperoleh informasinya dengan
melakukan semacam wawancara
Kuantitatif : lebih ke penelitian dengan banyak sampel
dan dibuat kesimpulan.
Kuantitatif dan Kualitatif Konfirmasi
Dasar untuk memastikan kebenaran penjelasan atau
kebenaran prediksi sebagian ahli mengemukakan aspek kuantitatif dan sebagian
lain aspek kulitatif. Derajat konfirmasi bersifat probabilitas; probabilitas
dari hasil analisis frekuensi.Derajat konfirmasi kuantitatif menjadi masalah
pada keluasan generalisasi, seberapa jauh generalisasi dapat
diterapkan.Konfirmasi kuantitatif menimbulkan masalah pada
signifikansinya.Batas koefisien dianggap signifikan menjadi masalah, karena
dalam terapan di jumpai batas signifikansi statistik dan batas signifikansi
arbiter, misalnya dalam analisis data psikologis, sosiologis yang mentoleri
koefisien lebih rendah dari tabel signifikansi statistik, karena objeknya
adalah manusia.
Dalam membangun konfirmasi kualitatif dan upaya
melepaskan dari yang kuantitatif tampaknya memang belum dapat dilakukan
sepenuhnya.Rudold carnap mengembangkan dua model bahasa yaitu, bahasa
terjemahan dan bahasa interpretasi.
Teori
Konfirmasi
Teori kepastian berupaya mencari deskriptif hubungan
normative antara hipotesis dengan refidensi, hubungan tersebut berupaya
mengukur dan bagaimana suatu efidensi menjamin kepercyaan kita pada hipotesis.
Setidaknya ada tiga teori konfirmasi, yaitu decision
theory, estimation theory, dan realiability analiysis.Decision theory menerapkan kepastian
berdasarkan keputusan. Sedangkan estimation theory menetapkan kepastian dengan
memberi peluang benar-salah dengan menggunakan konsep probabilitas, konsep ini
dominan dalam analisis statistic.Hampell menggunakan konsep probabilitas dengan
berdasarkan pada hubungan logis antara proposisi dengan hipotesis. Sedangkan
Rudolp Carnap mendasarkan pada hubungan sintaktikal antara evidensi dengan
hipotesis.
Adapun reliability
theory menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas efidensi terhadap
hipotesis.Banyak ahli menganut yang pertama, tapi lebih banyak yang menganut
yang kedua.
Jenis Konfirmasi :
- Decision
Theory : mempunyai manfaat
aktual atau tidak. Dalam penjelasan lain decision theory menerapkan kepastian
berdasar keputusan apakah hubungan antara hipotesis dengan evidensi memang
memiliki manfaat aktual.
- Estimation
Theory : menetapkan kepastian dengan
memberi peluang benar – salah dengan menggunakan konsep probabilitas.
- Reliability Theory
: mencermati stabilitas fakta/evidensi yang berubah-ubah terhadap sebuah
hipotesis.
4. Logika Infrensi
Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, logika berarti jalan berfikir yang masuk akal sedangkan
inferensi berarti simpulan atau kesimpulan (Depdiknas:2001:433-681). Sedangkan
menurut istilah Logika inferensi berarti berfikir dengan akal yang sehat untuk
memperoleh simpulan. Sebagai ilustrasi ketika kita berhadapan dengan sebuah
persoalan yang memerlukan jalan keluar (pemecahan) maka persoalan tersebut kita
fikirkan dengan menggunakan akal yang sehat untuk memperoleh pemecahan dari
persoalan tersebut.
Pembagian Logika Inferensi
Pembagian Logika Inferensi
1)
Logika
Logika
adalah study tentang tipe-tipe tata fikir. Bila sdilacak study logika ini
berangkat dari Yunani kuno ke Arabia, lalu Eropa, abad tengah, daerah pasca
renaissance yang matematik, dilanjutkan keabad XIX dan abad XX . tradisi logika
berkelanjutan seperti jalur diatas. Sedangkan filsafat India dan China
berkembang berpisah. Urutan utama logika
Aristoteles adalah logika untuk membuat dan memuji inferensi langsung logika
sintaks dan semantic berupaya mempelajari fungsi kata, fungsi kalimat, dan
pencarian makna. Dalam konseptualisasi trasdisional, logika, tidak lain
daripada study formal dalam jenis tentang relasi formal dalam jenis.
2)
Logika Formil
Yang
dimaksud logika formil kategorik adalah logika aristoteles beserta modifikasi-modifikasi
yang bertujuan menyempurnakan logika Aristoteles. Pada waktu itu orang masih
berpendapat bahwa Aristoteles telah mengadakan eksplorasi secara tuntas seluruh
masalah logika. Pada waktu itu yang dikerjakan orang hanyalah sekedar membuat
perbaikan-perbaikan, atau penghapusan yang tidak perlu, atau membuat
rumusan-rumusan untuk memperjelas konsep-konsep logika dari Aristoteles.
Menurut Emmanuel khant perbaikan dan penjelasan tersebut lebih banyak
menunjukkan usaha agar logika aristoteles menjadi lebih tampan (elegant), bukan
agar tampil lebih kokoh (solid). Selanjutnya logika aristoteles dan
pernaikannya, penulis sebut sebagai logika tradisional
3)
Logika
Matematika Aksiomatik
Pemikiran
tradisional kuno lainnya dapat kita jumpai pula pada Euclides dan Archimedes.
Tesis yang diteriam adalah bahwa struktur ilmu yang lengkap semestinya tampil
dalam pernyataan dalam system deduktif. Euclides dan Archimedes
mengorganisasikan kebenaran theoreen mengikuti kebenaran asumtif aksiomanya.
Mereka membuktikan bahwa aksioma dan definisi sudut dan segitiga, merupakan
konsekwensi dari jumlah sudut dari suatu segitiga sama besar dengan jumlah dua
sudut siku-siku.
4)
Logika
Matematik Probabilistik
Logika
matematik juga sering disebut logika simbolik. Perintis logika matematik ini
antara lain adalah de Morgan, Boole dan Leibniz. Libsniz menunjukkan kalkulus
universal; de Morga mengurun pada teori relasi ; sedangkan Boole membuktikan
bahwa matematika juga aplikatif untuk study tentang relasi antar jenis dan
antar proposisi. Logika matematika mencakup telaah deduktif dan telaah
induktif.
5)
Logika
Linguistik
Disebut
logika linguistic karena proposisi-proposisi yang digunakan untuk membuat
inferensi didasarkan pada struktur tata bahasa. Libniz selain menjadi perintis
logika matematik sekaligus menjadi perintis logika bahasa. Analisisnya di
dasarkan pada fungsi kata-kata yang digunakan, dan teaah dari sudut tata
bahasanya. Sehingga telaah ini disebut telaah strukturalis atau analisis
sintaktikal.
6) Logika Kualitatif
Logika kualitatif dalam
makalah ini, penulis pilahkan menjadi dua yaitu ; logika kualitatif grounded,
yang diberangkatkan dari phenomenology Husserl dengan menggunakan definisi tipe
E ; dan kedua logika kualitatif deduktif yang diberangkatkan dari realisme
Popper, yang juga menggunakan definisi tipe E
7)
Logika
Paradigmatif
Rasanya
aneh menampilkan term logika paradigmatik. Maksudnya sama dengan upaya penulis
memaparkan term logika kualitatif grounded, yaitu untuk menampilkan alternative
komparatif guna membuat inferensi logic.
Dalam telaah substantive mengenai kebenaran structural paradigmatic telah penulis kemukakan pendapat Lichtenberg bahwa dia temukan adanya struktur paradigmatic yang sekaligus menjangkau banyak domain disiplin ilmu. Karena itu mengembangkan model logika guna membuat inferensi atas struktur paradigmatic yang menjangkau banyak domain disiplin ilmu.
Dalam telaah substantive mengenai kebenaran structural paradigmatic telah penulis kemukakan pendapat Lichtenberg bahwa dia temukan adanya struktur paradigmatic yang sekaligus menjangkau banyak domain disiplin ilmu. Karena itu mengembangkan model logika guna membuat inferensi atas struktur paradigmatic yang menjangkau banyak domain disiplin ilmu.
8)
Inferensi
fungsional – operasional.
Bertolak
dari perlunya berpadu antara idea dengan value dalam aksi, maka inferensi logic
yang hendak dicapai oleh pemikiran pragmatic adalah inferensi pragmatic : yaitu
berpadunya idea dan value dalam aksi, maka inferensi logic yang hendak dicapai
oleh pemikiran pragmatic adalah inferensi pragmatic ; yaitu berpadunya idea dan
value menjadi aksi pada satu sisi sesuai dengan fungsinya, efektif operasinya,
dan pada sisi lain ; conform bentuknya dan koheren dari sisi valuenya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Fakta adalah sebagai faktor nyata atau suatu realitas yang ada di suatu tempat dan dalam waktu
tertentu tentang apa yang kita amati (lihat ,dengar, raba ,cicip dan cium).
2.
Kebenaran
adalah soal hubungan antara pengetahuan dan apa yang dijadikan objeknya, yaitu
apabila terdapat persesuaian dalam hubungan antara objek dan pengetahuan kita
tentang objek itu (Gazalba dalam Sofyan, 2010: 426). Adapun teori-teori
kebenaran antara lain Teori permorfatif, teori koherensi dan teori
korespondesi.
3.
Konfirmasi berasal dari bahasa inggris, confirmation,yang berarti penegasan,
pengesahan. Konfirmasi apabila dikaitkan dengan ilmu, Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi
proses dan produk yang akan datang, atau memberikan pemaknaan.
4.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
logika berarti jalan berfikir yang masuk akal sedangkan inferensi berarti
simpulan atau kesimpulan (Depdiknas:2001:433-681). Sedangkan menurut istilah
Logika inferensi berarti berfikir dengan akal yang sehat untuk memperoleh
simpulan.
B. Saran
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami
mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan,
maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca
merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2011. Filsafat Ilmu. Bandung: PT Raja Grafindo Persada.
Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo.
SuriaSumantri, Jujun. S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Nasution, Hasyimsyah. 2002. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Verhaak. 1995. FIlsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Gramedia.