Minggu, 16 September 2018

Makalah tentang Substansi Filsafat Ilmu.



KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Substansi Filsafat Ilmu.

   
        Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
   
   
        Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
  
   
                                                                                       Palu,
22 Februari 2018
   

                                                                                                            Penyusun







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………   i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………...   ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang ………………………………………………………..   1
B.     Rumusan masalah …………………………………………………….   1
C.     Tujuan ………………………………………………….....................     2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Fakta atau kenyataan………………………………………..…………  3
B.     Kebenaran……………………………………………………....……..   3
C.     Konfirmasi .....……………………………...…..…..…...... ………….   5
D.    Logika Infrensi …………………………………………...…..…..….... 6
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan ………………………………………………………………… 9
B.     Saran………………………………………………………………………..  9
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….      10

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat sekarang ini, tidaklah menjadikan manusia berhenti mencari kebenaran. Justru sebaliknya semakin menggiatkan manusia untuk terus mencari dan mencari kebenaran yang berlandasan teori-teori yang suda ada sebelumnya untuk menguji sesuatu teori baru atau mengugurkan teori sebelumnya. Sehingga manusia sekarang lebih giat lagi lagi melakukan penelitian-penelitian yang bersifat ilmiah untuk mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapinya. Karena itu bersifat statis, tidak kaku, artinya ia tidak akan berhenti pada satu titik, tapi akan terus berlangsung seiring dengan waktu manusia dalam memenuhi rasa keingintahuan terhadap dunianya.
Pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Berbedanya cara dalam mendapatkan pengetahuan tersebut serta tentang apa yang dikaji oleh pengetahuan tersebut membedakan antara jenis pengetahuan yang satu dengan yang lainnya. Pengetahuan dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni, pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasi informasi dan jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua adalah kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpkr tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmian yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum. Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan hakiki.
Bidang ini mempelajari dasar filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termsuk didalam antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Disini , filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalan-masalah seperti : apa an bagaimana suatu konsep dan pertayaan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat dijelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi.
B.     Rumusan masalah
Agar penulisan makalah ini terstruktur dan mencapai tujuan yang diinginkan maka hendaklah kita membuat beberapa rumusan masalah. Rumusan masalahnya adalah :
1.       Apa yang dimaksud dengan fakta atau kenyataan ?
2.       Apa yang dimaksud dengan kebenaran ?
3.       Apa saja teori-teori kebenaran ?
4.       Apa yang dimaksud dengan konfirmasi ?
5.       Apa yang dimaksud dengan Logika Infrensi ?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fakta
2.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kebenaran
3.      Untuk mengetahui apa-apa saja teori-teori kebenaran
4.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konfirmasi
5.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Logika Infrensi



















BAB II
PEMBAHASAN
1.      Fakta
Fakta adalah sebagai faktor nyata atau suatu realitas yang ada di suatu tempat dan dalam waktu tertentu tentang apa yang kita amati (lihat ,dengar, raba ,cicip dan cium). Realitas yang kita amati itu bisa berupa kejadian, benda simbol sifat dan lain sebagainya. Fakta dapat dipahami dalam tiga bentuk.  Pertama,  fakta yang berupa benda seperti batu, pohon, orang dan sebagainya. Kedua, berupa situasi atau kondisi  seperti panas, kotor, bising dan sebagainya. Ketiga, peristiwa atau kejadian seperti kebakaran, perkelahian dan proses lainnya.
Fakta adalah apa yang membuat pernyataan itu betul atau salah. Fakta menurut Russel (dalam Sofyan, 2010:425) adalah sesuatu yang ada. Fakta berbentuk konkret dapat ditangkap pancaindera, dapat diketahui dan dapat diakui kebenarannya (Gazalba dalam Sofyan, 2010:425). Fakta atau kenyataan memiliki pengertian yang beragam, bergantung dari sudut pandang filosofis yang melandasinya. Ada beberapa pandangan, sebagai berikut.
1)      Positivistik berpandangan bahwa sesuatu yang nyata bila ada korespondensi antara yang sensual satu dengan sensual lainnya.
2)      Fenomenologik memiliki dua arah perkembangan mengenai pengertian kenyataan ini. Pertama, menjurus ke arah teori korespondensi yaitu adanya korespondensi antara ide dengan fenomena. Kedua, menjurus ke arah koherensi moralitas, kesesuaian antara fenomena dengan sistem nilai.
3)      Rasionalistik menganggap suatu sebagai nyata, bila ada koherensi antara empirik dengan skema rasional,
4)      Realisme-metafisik berpendapat bahwa sesuatu yang nyata bila ada koherensi antara empiris dengan obyektif.
Di sisi lain, Bagus (1996) memberikan penjelasan tentang fakta obyektif dan fakta ilmiah. Fakta obyektif yaitu peristiwa, fenomen atau bagian realitas yang merupakan obyek kegiatan atau pengetahuan praktis manusia. Sedangkan fakta ilmiah merupakan refleksi terhadap fakta obyektif dalam kesadaran manusia. Dimaksud refleksi adalah deskripsi fakta obyektif dalam bahasa tertentu. Fakta ilmiah merupakan dasar bagi bangunan teoritis. Tanpa fakta-fakta ini bangunan teoritis itu mustahil. Fakta ilmiah tidak terpisahkan dari bahasa yang diungkapkan dalam istilah-istilah dan kumpulan fakta ilmiah membentuk suatu deskripsi ilmiah.
2.      Kebenaran
Kebenaran adalah soal hubungan antara pengetahuan dan apa yang dijadikan objeknya, yaitu apabila terdapat persesuaian dalam hubungan antara objek dan pengetahuan kita tentang objek itu (Gazalba dalam Sofyan, 2010: 426). Menurut adalah kesesuaian dengan fakta. Kebenaran adalah perwujudan dari pemahaman subjek tentang sesuatu, terutama yang bersumber dari sesuatu yang di luar subjek, yaitu fakta, peristiwa, nilai-nilai (norma hukum) yang bersifat umum. Kebenaran menurut Plato dan Aritoteles adalah pernyataan yang dianggapbenar itu bersifat koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya (Jalaludin dalamSofyan, 2010: 426). Kebenaran itu tampaknya bersifat relatif sebab apa yang dianggap benar oleh suatu masyarakat atau bangsa, belum tentu akan dinilai sebagai suatu kebenaran oleh masyarakat atau bangsa lain. Dari beberapa pengertian di atas, penulis memahami bahwa kebenaran adalah sesuatu yang nyata dan sesuai dengan fakta dan bersifat relatif. Artinya apa yang dianggap seseorang benar, belum tentu orang lain menganggap benar.
Menurut Mintaredja (dalamSofyan, 2010: 430) mengatakan kebenaran dapat digunakan sebagai suatu benda yang konkret atau abstrak. Subjek menyatakan suatu preposisi yang diuji memiliki suatu kualitas, sifat, hubungan, dan nilai itu sendiri.
Berikut Teori-Teori Kebenaran

a.        Teori koherensi

 Teori ini menegaskan bahwa suatu proposisi (pernyataan suatu penegetahuan) diakui benar atau sahih jika proposisi itu memiliki hubungan dengan ide atau gagasan dari proposisi sebelumnya yang juga sahih dan dapat dibuktikan secara logika sesuai dengan keterangan dan ketentuan logika. Teori koherensi adalah kebenaran yang ditegakkan atas dasar hubungan keputusan baru dengan keputusan-keputusan yang telah diketahui dan diakui kebenarannya terlebih dahulu. Matematika dan silogisme adalah contoh teori koherensi. Contoh: 3 + 4= 7; 5 + 2=7;  6 + 1=7. Tiga pernyataan tadi benar dan konsisten, sebab pernyataan dan kesimpulan yang ditariknya adalah konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan terdahulu yang dianggap benar.

b.      Teori Korespondensi
Teori ini mengatakan bahwa suatu pengetahuan itu benar, apabila proposisi bersesuaian dengan realitas yang menjadi objek pengetahuan itu dan kepastian inderawi. Dengan demikian, kesahihan pengetahuan itu dapat dibuktikan secara langsung. Suatu pernyataan benar apabila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkoresponden (berhubungan) dengan objek yang dituju. Ibu kota Indonesia adalah Jakarta. Maka pernyataan itu benar oleh karena pernyataan itu berkorespenden dengan objek aktual yaitu Jakarta memang Ibu Kota Republik Indonesia.
c.       Teori Performatif
Teori ini menyatakan bahwa kebenaran diputuskan atau dikemukakan oleh pemegangotoritas tertentu. Contohnya mengenai penetapan 1 Syawal. Sebagian muslim diIndonesia mengikuti fatwa atau keputusan MUI atau pemerintah, sedangkansebagian yang lain mengikuti fatwa ulama tertentu atau organisasi tertentu.Masyarakat menganggap hal yang benar adalah apa-apa yang diputuskan olehpemegang otoritas tertentu walaupun tak jarang keputusan tersebut bertentangandengan bukti-bukti empiris
3.      Konfirmasi
Konfirmasi berasal dari bahasa inggris, confirmation,yang berarti penegasan, pengesahan. Konfirmasi apabila dikaitkan dengan ilmu,  Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut atau probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut biasanya menggunakan asumsi, postulat, atau axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi tidak salah bila mengeksplisitkan asumsi dan postulatnya. Sedangkan untuk membuat penjelasan, prediksi atau pemaknaan untuk mengejar kepastian probabilistik dapat ditempuh secara induktif, deduktif, ataupun reflektif.
Aspek dalam Konfirmasi :
Kualitatif : cara memperoleh informasinya dengan melakukan semacam wawancara
Kuantitatif : lebih ke penelitian dengan banyak sampel dan dibuat kesimpulan.
Kuantitatif dan Kualitatif Konfirmasi
Dasar untuk memastikan kebenaran penjelasan atau kebenaran prediksi sebagian ahli mengemukakan aspek kuantitatif dan sebagian lain aspek kulitatif. Derajat konfirmasi bersifat probabilitas; probabilitas dari hasil analisis frekuensi.Derajat konfirmasi kuantitatif menjadi masalah pada keluasan generalisasi, seberapa jauh generalisasi dapat diterapkan.Konfirmasi kuantitatif menimbulkan masalah pada signifikansinya.Batas koefisien dianggap signifikan menjadi masalah, karena dalam terapan di jumpai batas signifikansi statistik dan batas signifikansi arbiter, misalnya dalam analisis data psikologis, sosiologis yang mentoleri koefisien lebih rendah dari tabel signifikansi statistik, karena objeknya adalah manusia.
Dalam membangun konfirmasi kualitatif dan upaya melepaskan dari yang kuantitatif tampaknya memang belum dapat dilakukan sepenuhnya.Rudold carnap mengembangkan dua model bahasa yaitu, bahasa terjemahan dan bahasa interpretasi.
Teori Konfirmasi
Teori kepastian berupaya mencari deskriptif hubungan normative antara hipotesis dengan refidensi, hubungan tersebut berupaya mengukur dan bagaimana suatu efidensi menjamin kepercyaan kita pada hipotesis. Setidaknya ada tiga teori konfirmasi, yaitu decision theory, estimation theory, dan realiability analiysis.Decision theory menerapkan kepastian berdasarkan keputusan. Sedangkan estimation theory menetapkan kepastian dengan memberi peluang benar-salah dengan menggunakan konsep probabilitas, konsep ini dominan dalam analisis statistic.Hampell menggunakan konsep probabilitas dengan berdasarkan pada hubungan logis antara proposisi dengan hipotesis. Sedangkan Rudolp Carnap mendasarkan pada hubungan sintaktikal antara evidensi dengan hipotesis.
Adapun reliability theory menetapkan kepastian dengan mencermati stabilitas efidensi terhadap hipotesis.Banyak ahli menganut yang pertama, tapi lebih banyak yang menganut yang kedua.
Jenis Konfirmasi :
- Decision Theorymempunyai manfaat aktual atau tidak. Dalam penjelasan lain decision theory menerapkan kepastian berdasar keputusan apakah hubungan antara hipotesis dengan evidensi memang memiliki manfaat aktual.
- Estimation Theory : menetapkan kepastian dengan memberi peluang benar – salah dengan menggunakan konsep probabilitas.
- Reliability Theory : mencermati stabilitas fakta/evidensi yang berubah-ubah terhadap sebuah hipotesis.
4.      Logika Infrensi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, logika berarti jalan berfikir yang masuk akal sedangkan inferensi berarti simpulan atau kesimpulan (Depdiknas:2001:433-681). Sedangkan menurut istilah Logika inferensi berarti berfikir dengan akal yang sehat untuk memperoleh simpulan. Sebagai ilustrasi ketika kita berhadapan dengan sebuah persoalan yang memerlukan jalan keluar (pemecahan) maka persoalan tersebut kita fikirkan dengan menggunakan akal yang sehat untuk memperoleh pemecahan dari persoalan tersebut.
Pembagian Logika Inferensi
1)      Logika
Logika adalah study tentang tipe-tipe tata fikir. Bila sdilacak study logika ini berangkat dari Yunani kuno ke Arabia, lalu Eropa, abad tengah, daerah pasca renaissance yang matematik, dilanjutkan keabad XIX dan abad XX . tradisi logika berkelanjutan seperti jalur diatas. Sedangkan filsafat India dan China berkembang berpisah.  Urutan utama logika Aristoteles adalah logika untuk membuat dan memuji inferensi langsung logika sintaks dan semantic berupaya mempelajari fungsi kata, fungsi kalimat, dan pencarian makna. Dalam konseptualisasi trasdisional, logika, tidak lain daripada study formal dalam jenis tentang relasi formal dalam jenis.
2)      Logika Formil
Yang dimaksud logika formil kategorik adalah logika aristoteles beserta modifikasi-modifikasi yang bertujuan menyempurnakan logika Aristoteles. Pada waktu itu orang masih berpendapat bahwa Aristoteles telah mengadakan eksplorasi secara tuntas seluruh masalah logika. Pada waktu itu yang dikerjakan orang hanyalah sekedar membuat perbaikan-perbaikan, atau penghapusan yang tidak perlu, atau membuat rumusan-rumusan untuk memperjelas konsep-konsep logika dari Aristoteles. Menurut Emmanuel khant perbaikan dan penjelasan tersebut lebih banyak menunjukkan usaha agar logika aristoteles menjadi lebih tampan (elegant), bukan agar tampil lebih kokoh (solid). Selanjutnya logika aristoteles dan pernaikannya, penulis sebut sebagai logika tradisional
3)      Logika Matematika Aksiomatik
Pemikiran tradisional kuno lainnya dapat kita jumpai pula pada Euclides dan Archimedes. Tesis yang diteriam adalah bahwa struktur ilmu yang lengkap semestinya tampil dalam pernyataan dalam system deduktif. Euclides dan Archimedes mengorganisasikan kebenaran theoreen mengikuti kebenaran asumtif aksiomanya. Mereka membuktikan bahwa aksioma dan definisi sudut dan segitiga, merupakan konsekwensi dari jumlah sudut dari suatu segitiga sama besar dengan jumlah dua sudut siku-siku.
4)      Logika Matematik Probabilistik
Logika matematik juga sering disebut logika simbolik. Perintis logika matematik ini antara lain adalah de Morgan, Boole dan Leibniz. Libsniz menunjukkan kalkulus universal; de Morga mengurun pada teori relasi ; sedangkan Boole membuktikan bahwa matematika juga aplikatif untuk study tentang relasi antar jenis dan antar proposisi. Logika matematika mencakup telaah deduktif dan telaah induktif.

5)      Logika Linguistik
Disebut logika linguistic karena proposisi-proposisi yang digunakan untuk membuat inferensi didasarkan pada struktur tata bahasa. Libniz selain menjadi perintis logika matematik sekaligus menjadi perintis logika bahasa. Analisisnya di dasarkan pada fungsi kata-kata yang digunakan, dan teaah dari sudut tata bahasanya. Sehingga telaah ini disebut telaah strukturalis atau analisis sintaktikal.
6)      Logika Kualitatif
Logika kualitatif dalam makalah ini, penulis pilahkan menjadi dua yaitu ; logika kualitatif grounded, yang diberangkatkan dari phenomenology Husserl dengan menggunakan definisi tipe E ; dan kedua logika kualitatif deduktif yang diberangkatkan dari realisme Popper, yang juga menggunakan definisi tipe E
7)      Logika Paradigmatif
Rasanya aneh menampilkan term logika paradigmatik. Maksudnya sama dengan upaya penulis memaparkan term logika kualitatif grounded, yaitu untuk menampilkan alternative komparatif guna membuat inferensi logic.
Dalam telaah substantive mengenai kebenaran structural paradigmatic telah penulis kemukakan pendapat Lichtenberg bahwa dia temukan adanya struktur paradigmatic yang sekaligus menjangkau banyak domain disiplin ilmu. Karena itu mengembangkan model logika guna membuat inferensi atas struktur paradigmatic yang menjangkau banyak domain disiplin ilmu.
8)      Inferensi fungsional – operasional.
Bertolak dari perlunya berpadu antara idea dengan value dalam aksi, maka inferensi logic yang hendak dicapai oleh pemikiran pragmatic adalah inferensi pragmatic : yaitu berpadunya idea dan value dalam aksi, maka inferensi logic yang hendak dicapai oleh pemikiran pragmatic adalah inferensi pragmatic ; yaitu berpadunya idea dan value menjadi aksi pada satu sisi sesuai dengan fungsinya, efektif operasinya, dan pada sisi lain ; conform bentuknya dan koheren dari sisi valuenya.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Fakta adalah sebagai faktor nyata atau suatu realitas yang ada di suatu tempat dan dalam waktu tertentu tentang apa yang kita amati (lihat ,dengar, raba ,cicip dan cium).
2.      Kebenaran adalah soal hubungan antara pengetahuan dan apa yang dijadikan objeknya, yaitu apabila terdapat persesuaian dalam hubungan antara objek dan pengetahuan kita tentang objek itu (Gazalba dalam Sofyan, 2010: 426). Adapun teori-teori kebenaran antara lain Teori permorfatif, teori koherensi dan teori korespondesi.
3.      Konfirmasi berasal dari bahasa inggris, confirmation,yang berarti penegasan, pengesahan. Konfirmasi apabila dikaitkan dengan ilmu,  Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau memberikan pemaknaan.
4.      Menurut kamus besar bahasa Indonesia, logika berarti jalan berfikir yang masuk akal sedangkan inferensi berarti simpulan atau kesimpulan (Depdiknas:2001:433-681). Sedangkan menurut istilah Logika inferensi berarti berfikir dengan akal yang sehat untuk memperoleh simpulan.
B.     Saran
Kami membuat makalah ini untuk  pembelajaran bersama. Kami mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.





DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2011. Filsafat Ilmu. Bandung: PT Raja Grafindo Persada.
Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo.
SuriaSumantri, Jujun. S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 
Nasution, Hasyimsyah. 2002. Filsafat Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Verhaak. 1995. FIlsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Gramedia.


 







Makalah tentang Substansi Filsafat Ilmu.

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadi...