“STATISTIK
MAXWELL-BOLTZMANN”
Konsep statistik Maxwell-Boltzman
dan aplikasinya dalam penurunan persamaan gas ideal (PV =
NkT). Perhatikan bahwa persamaan gas ideal
dituliskan bukan dalam bentuk PV = nRT sebab
melalui pendekatan mekanika statistik kita mulai mempersoalkan gerak
molekul-molekul gas. Sebagaimana dipahami, k adalah tetapan
umum gas untuk setiap molekul, sedangkan n adalah untuk
setiap mol.
A.
Pendahuluan
Alasan pengembangan mekanika
statistik adalah untuk memberi landasan yang kokoh bagi fenomena termodinamik.
Dua fisikawan mashur disebut sebagai pelopornya, yaitu Boltzmann di Jerman dan
Gibbs di Amerika Serikat. Bab ini akan membahas konsep statistik
Maxwell-Boltzman dan aplikasinya dalam penurunan persamaan gas ideal (PV =
NkT). Perhatikan bahwa persamaan gas ideal
dituliskan bukan dalam bentuk PV = nRT sebab
melalui pendekatan mekanika statistik kita mulai mempersoalkan gerak
molekul-molekul gas. Sebagaimana dipahami, k adalah tetapan
umum gas untuk setiap molekul, sedangkan n adalah untuk
setiap mol.
B.
Ruang Fase
Ruang fase yang
telah diulas dalam sangat berguna dalam membahas distribusi kecepatan molekul.
Setiap titik dalam ruang fase adalah representasi lengkap dari posisi dan
kecepatan setiap molekul. Jika kecepatan setiap molekul dinyatakan sebagai
vektor dengan titik tangkap pada pusat koordinat, maka vektor-vektor ini akan
menembus permukaan radial khayal tertentu. Untuk setiap vektor kecepatan
berlaku
dimana index x menandakan
komponen dalam arah Sumbu-x. Setiap vektor
yang bersesuaian dengan satu molekul dan direpresentasikan oleh anak panah dapat
diwakili oleh ujung vektor berupa titik. Titik-titik ini berada dalam ruang yang
kita sebut sebagai ruang kecepatan (velocity space).
Ruang repsentasi kecepatan adalah
ruang tiga dimensi Kartesian dengan sumbu vx, vy dan vz. Pada ruang kecepatan, ada kemungkinan
dua buah vektor berimpit. Keadaan ini bersesuaian dengan keadaan bahwa dua
molekul memiliki kecepatan yang persis sama, kendati posisinya berbeda. Dalam
ruang fase, tidak mungkin ada dua titik representasi berimpit sebab posisi
setiap molekul unik.
Suatu elemen
volume dV dalam ruang fase diasumsikan mengandung
banyak sekali titik representasi. Elemen-elemen volume selanjutnya dipandang
sebagai bilik kemudian diberi nomor. Kita dapat mendefinisikan densitas pada
masing-masing elemen volume ini
Densitas ini
akan merupakan fungsi dari 3 peubah ruang dan 3 peubah kecepatan; dan perlu dirumuskan
bentuk eksplisitnya.
C.
Keadaan Mikro dan Keadaan Makro
Keadaan mikro adalah konfigurasi
sesaat yang memuat data lengkap posisi dan kecepatan (momentum) setiap molekul.
Konfigurasi dapat dipandang sebagai hasil pemotretan pada satu titik waktu.
Potret nyata dari suatu sistem hanya memuat informasi posisi masing-masing
molekul dan tidak ada informasi tentang kecepatan. Kenyataan bahwa pemotretan
benda bergerak akan menghasilkan gambar yang kualitasnya tidak sebaik dengan
pemotretan benda diam. Sebab itu
dikonsepkan
bahwa potret untuk keperluan keadaan mikro memuat informasi bukan hanya posisi,
tetapi juga kecepatan yang dinyatakan oleh warna. Pemotretan dapat dilakukan
pada berbagai titik waktu, sedangkan hasil dari masing-masing pemotretan adalah
satu keadaan mikro.
Sejumlah keadaan mikro kemungkinan
merepresentasikan keadaan makro yang sama. Jumlah keadaan mikro untuk berbagai
keadaan makro dapat berbeda, sebagaimana dibahas dalam Bab 3.
Misalnya seperti
yang ditunjukkan dalam Gmb. 7.1.
D.
Bobot
Statistik
Andaikan N buah
molekul terbagi ke dalam n bilik dimana masing-masing bilik berisi N1,N2
. . .Nn molekul, maka
jumlah keadaan mikroskopik dapat dihitung sbb
dimana Ω biasa juga
disebut sebagai bobot statistik (Statistical weight). Faktorial dari bilangan yang
ordenya hingga 1023 akan sangat besar sehingga perlu teknik khusus
untuk menghitungnya.
Kita akan
menggunakan pendekatan Stirling yaitu
ln x! = x ln x − x (7.4)
Elaborasi
Rumus Stirling
dalam Persamaan di atas sebenarnya merupakan pengintegralan sederhana sbb
Selanjutnya,
kita akan merumuskan entropi yang secara mekanika statistik didefinsikan
sebagai
Dengan
menggunakan rumus Stirling, diperoleh
Jumlah molekul yang berada pada
bilik ke-i tentu saja berubah setiap saat. Akan
tetapi pada saat entropi maksimum, maka perubahan bobot statistik maksimum Ωmax akibat perubahan dari Ni adalah nol. Jika bobot statistik
maximum, logaritmanya juga maximum, sehingga
Suku pertama
dari sini hasilnya lenyap sebab
Alasan kenapa ∑δNi = 0, terkait dengan kenyataan bahwa jumlah
molekul tetap, pertambahan jumlah dalam suatu bilik adalah akibat pengurangan
pada bilik yang lain. Implikasinya,
Perlu
diperhatikan bahwa δNi tidak saling
bebas karena
yang merupakan
persamaan syarat pertama. Karena sistem yang ditinjau merupakan sistem terisolasi
dimana energi dalamnya tetap, maka
Variasi dari
persamaan ini mengasilkan persamaan syarat yang kedua (yang per tama adalah
Pers.
Dengan alasan yang sama saat mebahas
distribusi kecepatan molekuler, kita menggunakan pengali Lagrange, dalam hal
ini ln α dan β, sehingga
diperoleh
Karena telah dikalikan dengan
pengali Lagnrange, δNi dalam persamaan
di atas secara efektif sudah saling bebas sehingga untuk setiap nilai i berlaku
yang
menghasilkan
Karena
∑ Ni = N,
berarti
dimana Z disebut
sebagai fungsi partisi. Persamaan untuk Ni dalam
(7.12) dapat dituliskan sebagai
Hubungan antar
fungsi partisi dan entropi dapat ditelusuri dari bobot statistik sbb
Apabila ke dalam
persamaan terakhir ini dimasukkan
diperoleh
Di sini kita
mulai dapat memperkenalkan konsep temperatur yang muncul murni dari peninjauan fisika
statistik.
E.
Perhitungan Entropi Gas Ideal
Dalam bagian ini akan digunakan
konsep statistik Maxwell-Boltzmann untuk perhitungan entropi
gas ideal.
Hamiltonian sistem dinyatakan oleh
Suku energi
potensial tidak ada karena molekul-molekul gas ideal saling bebas. Perhatikan
bahwa batas penjumlahan berubah dari N menjadi 3N,
yaitu karena
Jumlah
mikrostate sistem dinyatakan oleh integrasi
Oleh karena
Hamiltonian tidak bergantung pada posisi q, integrasi
terhadap d3Nq menghasilkan
VN sehingga
Perhitungan sisa
integral dilakukan dengan memperhitungkan keadaan bahwa semua titik dalam ruang
fase memenuhi
yang beberati
bahwa daerah integrasi dapat dipandang sebagai bola berdimensi 3N berjejari
.
Volume bola tersebut adalah berupa integrasi
dimana telah
dilakukan transformasi peubah yi =
xi/R.
Dengan demikian integrasi terakhir tidak lagi bergantung pada R melainkan
hanya pada dimensi N, sehingga
Perhatikanlah
integral generik berikut
sehingga
yang berarti
bahwa Pers. 7.25 bergantung hanya pada
Akibatnya elemen
volume
dapat dinyatakan oleh kulit bola, menggunakan
Pers. (7.23)
F.
Paradoks
Gibbs
Sajian entropi
gas ideal seperti dalam 7.26 memiliki kontradiksi. Kontradiksi ini adalah
Andaikan
terdapat dua jenis gas yang terpisah seperti gambar. Kemudian pada saat t =
0, dinding pemisah diangkat, sehingga setelah selang waktu tertentu keadaan setimbang
baru dicapai. Entropi sistem sebelum diding pemisah diangkat adalah
dan setelah
diangkat
Berdasarkan
Pers. (7.27) maka selisi antara entropi setelah dan sebelum dinding diangkat
adalah
Hingga disini belum terlihat
kontradiksi sebab percampuran gas merupakan proses ireversibel (tak terbalikkan).
Setelah beberapa waktu sejumlah molekul gas jenis A akan ke wilayah B, demikian
sebaliknya. Kontradiksi muncul ketika molekul yang ditinjau sejenis dan tak
terbedakan. Hal ini berarti kita tidak mampu menomori molekul-molekul gas. Jumlah
keadaan mikro menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan keadaan untuk sistem
terbedakan. Keadaan mikro tidak berubah akibat pertukaran molekul dari satu
tempat ke tempat lain. Perhitungan perubahan entropi menurut Pers. (7.30)
bersifat paradoksal sebab di satu pihak ¢S > 0 berarti bahwa
pertukaran tempat molekul tidak mengubah Secara klasik
G.
Teori
Debye
Teori ini
membahas panas jenis zat pada pada temperatur rendah.
Cv ≈ T3
Referensi
·
Tasrief
sulungan, Fisika Statistik, Makasar : http:// www. Unhas.ac.id (2011), hlm 67
(diakses 26 april 2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar