Rabu, 12 September 2018

Fisika Statistik Maxwell-Boltzmann







“STATISTIK MAXWELL-BOLTZMANN”
           
            Konsep statistik Maxwell-Boltzman dan aplikasinya dalam penurunan persamaan gas ideal (PV = NkT). Perhatikan bahwa persamaan gas ideal dituliskan bukan dalam bentuk PV = nRT sebab melalui pendekatan mekanika statistik kita mulai mempersoalkan gerak molekul-molekul gas. Sebagaimana dipahami, k adalah tetapan umum gas untuk setiap molekul, sedangkan n adalah untuk setiap mol.
A.    Pendahuluan
            Alasan pengembangan mekanika statistik adalah untuk memberi landasan yang kokoh bagi fenomena termodinamik. Dua fisikawan mashur disebut sebagai pelopornya, yaitu Boltzmann di Jerman dan Gibbs di Amerika Serikat. Bab ini akan membahas konsep statistik Maxwell-Boltzman dan aplikasinya dalam penurunan persamaan gas ideal (PV = NkT). Perhatikan bahwa persamaan gas ideal dituliskan bukan dalam bentuk PV = nRT sebab melalui pendekatan mekanika statistik kita mulai mempersoalkan gerak molekul-molekul gas. Sebagaimana dipahami, k adalah tetapan umum gas untuk setiap molekul, sedangkan n adalah untuk setiap mol.
B.      Ruang Fase
Ruang fase yang telah diulas dalam sangat berguna dalam membahas distribusi kecepatan molekul. Setiap titik dalam ruang fase adalah representasi lengkap dari posisi dan kecepatan setiap molekul. Jika kecepatan setiap molekul dinyatakan sebagai vektor dengan titik tangkap pada pusat koordinat, maka vektor-vektor ini akan menembus permukaan radial khayal tertentu. Untuk setiap vektor kecepatan berlaku
                                 

dimana index x menandakan komponen dalam arah Sumbu-x. Setiap vektor yang bersesuaian dengan satu molekul dan direpresentasikan oleh anak panah dapat diwakili oleh ujung vektor berupa titik. Titik-titik ini berada dalam ruang yang kita sebut sebagai ruang kecepatan (velocity space).
            Ruang repsentasi kecepatan adalah ruang tiga dimensi Kartesian dengan sumbu vx, vy dan vz. Pada ruang kecepatan, ada kemungkinan dua buah vektor berimpit. Keadaan ini bersesuaian dengan keadaan bahwa dua molekul memiliki kecepatan yang persis sama, kendati posisinya berbeda. Dalam ruang fase, tidak mungkin ada dua titik representasi berimpit sebab posisi setiap molekul unik.
Suatu elemen volume dV dalam ruang fase diasumsikan mengandung banyak sekali titik representasi. Elemen-elemen volume selanjutnya dipandang sebagai bilik kemudian diberi nomor. Kita dapat mendefinisikan densitas pada masing-masing elemen volume ini
                                 
Densitas ini akan merupakan fungsi dari 3 peubah ruang dan 3 peubah kecepatan; dan perlu dirumuskan bentuk eksplisitnya.
C.      Keadaan Mikro dan Keadaan Makro
            Keadaan mikro adalah konfigurasi sesaat yang memuat data lengkap posisi dan kecepatan (momentum) setiap molekul. Konfigurasi dapat dipandang sebagai hasil pemotretan pada satu titik waktu. Potret nyata dari suatu sistem hanya memuat informasi posisi masing-masing molekul dan tidak ada informasi tentang kecepatan. Kenyataan bahwa pemotretan benda bergerak akan menghasilkan gambar yang kualitasnya tidak sebaik dengan pemotretan benda diam. Sebab itu
dikonsepkan bahwa potret untuk keperluan keadaan mikro memuat informasi bukan hanya posisi, tetapi juga kecepatan yang dinyatakan oleh warna. Pemotretan dapat dilakukan pada berbagai titik waktu, sedangkan hasil dari masing-masing pemotretan adalah satu keadaan mikro.
            Sejumlah keadaan mikro kemungkinan merepresentasikan keadaan makro yang sama. Jumlah keadaan mikro untuk berbagai keadaan makro dapat berbeda, sebagaimana dibahas dalam Bab 3.
Misalnya seperti yang ditunjukkan dalam Gmb. 7.1. 
                    
D.    Bobot Statistik    
            Andaikan N buah molekul terbagi ke dalam n bilik dimana masing-masing bilik berisi N1,N2 . . .Nn molekul, maka jumlah keadaan mikroskopik dapat dihitung sbb
                     
dimana biasa juga disebut sebagai bobot statistik (Statistical weight). Faktorial dari bilangan yang ordenya hingga 1023 akan sangat besar sehingga perlu teknik khusus untuk menghitungnya.
Kita akan menggunakan pendekatan Stirling yaitu
                                             
                                                    ln x! = x ln x x (7.4)

Elaborasi
Rumus Stirling dalam Persamaan di atas sebenarnya merupakan pengintegralan sederhana sbb                             
 
Selanjutnya, kita akan merumuskan entropi yang secara mekanika statistik didefinsikan sebagai
                       
Dengan menggunakan rumus Stirling, diperoleh
                              
            Jumlah molekul yang berada pada bilik ke-i tentu saja berubah setiap saat. Akan tetapi pada saat entropi maksimum, maka perubahan bobot statistik maksimum Ωmax akibat perubahan dari Ni adalah nol. Jika bobot statistik ­ maximum, logaritmanya juga maximum, sehingga
         
Suku pertama dari sini hasilnya lenyap sebab
              
Alasan kenapa ∑δNi = 0, terkait dengan kenyataan bahwa jumlah molekul tetap, pertambahan jumlah dalam suatu bilik adalah akibat pengurangan pada bilik yang lain. Implikasinya,
       
Perlu diperhatikan bahwa δNi tidak saling bebas karena
            
yang merupakan persamaan syarat pertama. Karena sistem yang ditinjau merupakan sistem terisolasi dimana energi dalamnya tetap, maka
Variasi dari persamaan ini mengasilkan persamaan syarat yang kedua (yang per tama adalah Pers.
             
            Dengan alasan yang sama saat mebahas distribusi kecepatan molekuler, kita menggunakan pengali Lagrange, dalam hal ini ln α dan β, sehingga diperoleh
                     
            Karena telah dikalikan dengan pengali Lagnrange, δNi dalam persamaan di atas secara efektif sudah saling bebas sehingga untuk setiap nilai i berlaku
                
yang menghasilkan
               
Karena
Ni = N, berarti
          
dimana Z disebut sebagai fungsi partisi. Persamaan untuk Ni dalam (7.12) dapat dituliskan sebagai
            
Hubungan antar fungsi partisi dan entropi dapat ditelusuri dari bobot statistik sbb
                
Apabila ke dalam persamaan terakhir ini dimasukkan
                           
diperoleh
                  
        
Di sini kita mulai dapat memperkenalkan konsep temperatur yang muncul murni dari peninjauan fisika statistik.

E.      Perhitungan Entropi Gas Ideal
            Dalam bagian ini akan digunakan konsep statistik Maxwell-Boltzmann untuk perhitungan entropi
gas ideal. Hamiltonian sistem dinyatakan oleh
             
Suku energi potensial tidak ada karena molekul-molekul gas ideal saling bebas. Perhatikan bahwa batas penjumlahan berubah dari N menjadi 3N, yaitu karena Jumlah mikrostate sistem dinyatakan oleh integrasi
        
Oleh karena Hamiltonian tidak bergantung pada posisi q, integrasi terhadap d3Nq menghasilkan VN sehingga
            
             
Perhitungan sisa integral dilakukan dengan memperhitungkan keadaan bahwa semua titik dalam ruang fase memenuhi
          
yang beberati bahwa daerah integrasi dapat dipandang sebagai bola berdimensi 3N berjejari . Volume bola tersebut adalah berupa integrasi
dimana telah dilakukan transformasi peubah yi = xi/R. Dengan demikian integrasi terakhir tidak lagi bergantung pada R melainkan hanya pada dimensi N, sehingga
Perhatikanlah integral generik berikut
       
 
sehingga 
                 
yang berarti bahwa Pers. 7.25 bergantung hanya pada   Akibatnya elemen
volume dapat dinyatakan oleh kulit bola, menggunakan Pers. (7.23)

...........(7.26)
F.      Paradoks Gibbs
Sajian entropi gas ideal seperti dalam 7.26 memiliki kontradiksi. Kontradiksi ini adalah
   
Andaikan terdapat dua jenis gas yang terpisah seperti gambar. Kemudian pada saat t = 0, dinding pemisah diangkat, sehingga setelah selang waktu tertentu keadaan setimbang baru dicapai. Entropi sistem sebelum diding pemisah diangkat adalah
    .............(7.27)
dan setelah diangkat
     .............(.7.28)
Berdasarkan Pers. (7.27) maka selisi antara entropi setelah dan sebelum dinding diangkat adalah
..........(7.30)
            Hingga disini belum terlihat kontradiksi sebab percampuran gas merupakan proses ireversibel (tak terbalikkan). Setelah beberapa waktu sejumlah molekul gas jenis A akan ke wilayah B, demikian sebaliknya. Kontradiksi muncul ketika molekul yang ditinjau sejenis dan tak terbedakan. Hal ini berarti kita tidak mampu menomori molekul-molekul gas. Jumlah keadaan mikro menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan keadaan untuk sistem terbedakan. Keadaan mikro tidak berubah akibat pertukaran molekul dari satu tempat ke tempat lain. Perhitungan perubahan entropi menurut Pers. (7.30) bersifat paradoksal sebab di satu pihak ¢S > 0 berarti bahwa pertukaran tempat molekul tidak mengubah Secara klasik
G.    Teori Debye
Teori ini membahas panas jenis zat pada pada temperatur rendah.
                                              Cv T3


Referensi

·         Tasrief sulungan, Fisika Statistik, Makasar : http:// www. Unhas.ac.id (2011), hlm 67 (diakses 26 april 2018)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah tentang Substansi Filsafat Ilmu.

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadi...